Dalam patung ini mengambil bentuk atap rumah dua tingkat dan genteng sebagai penutup. Drum dua tumpuk sebagai tiang rumah. Drum bawah, berwarna orange, biru, dan rambut berwarna pink. Kulit kering pecah-pecah pada warna orange menambah kesan dramatis. Menggambarkan patung dengan pose merokok dan mata yang waspada melihat kanan kiri keadaan sekitar. Mata melihat ke sisi kiri sebagai ketakutan jika ketahuan merokok. Menghisap rokok dengan cepat membuat asap melambung tinggi di udara. Karya ini bercerita tentang ketika penulis mencoba pertama kali merokok, melakukanya dengan bersembunyi di atas genteng rumah nenek. Tempat tersebut menjadi sudut teraman untuk merokok, beberapa genteng menjadi pecah.
Penulis mendapatkan rokok dari sisa-sisa rokok bapak, orang jawa menyebutnya dengan sebutan ‘‘tegesan”. Mencoba merokok di bawah usia 17 tahun didasari penasaran bagaimana rasa dari rokok dan bagaimana cara menghisap rokok. Hanya berbekal pengetahuan dari melihat orang lain merokok. Rasa penasaran ini seperti dikendalikan oleh sosok negatif yang diwujudkan dalam warna hitam pekat dengan mata merah yang berada di atas kepala drum bawah. Lidah menjulur keluar dari mulut, begitu tergodanya. Gigi besar-besar, taring berwarna hijau menambah kesan seram dan mulut terbuka lebar. Semakin mendukung sosok ini, dengan tanduk di atas berwarna merah, orange menyala.
Acrylic on Drum and Wood
By Adi Sadewo Mulyoho

Merokok di Atas Genteng







